Mencintai dengan biasa
oleh Ummu Sa'ad
Aku tertegun
menatapmu gadis, menangisi seseorang lelaki yang mematahkan hatimu...
Ingin ku
marah dan meneriakimu...
"Tak
perlu seperti ini, jangan buang percuma air matamu" tapi aku tak bisa
menambah sakit hatimu...
Dan ku hanya
terdiam mendengar semua keluh dan sakitmu...
Cinta,
sebuah rasa yang tak mampu ku cerna. datang dan pergi tanpa kau duga...
Namun ku
yakin itu tetaplah anugrah.. karena tanpa cinta hidup adalah derita...
Aku pun tak
menampik betapa indah cinta dan mencinta. Entahlah, ku tak mampu menggambarkan
dalam untaian kata, semua hanya hamparan rasa...
Namun,
haruskah, saat rasa itu menyelimuti, matamu kau butakan?
ketika indahnya
merekah, haruskah nurani dihinakan?
tidak...
jangan begitu...
Bagiku,
mencintaimu cukuplah dengan biasa.. tak ada kalimat rayu menghibah.. tak ada
harapan tinggi membumbung...
Bagiku,
jatuh cinta padamu cukup dengan biasa, sangat biasa..
Ku tak butuh
ungkapan rasa yang mampu menumbuhkan ranjau di dada...
tak perlu
kalimat pujian yang menyemal riya' di hati...
Ku menikmati
dengan caraku yang biasa. karena ku tahu akhirnya nanti takdir ilahi yang
terjadi.
Karena ku
mencintai dengan biasa, maka ketika ku tahu kau jauh dari sempurna, maka bagiku
itu adalah wajar...
ketika ku
dapati kau dalam salah, maka ku tahu kaupun manusia biasa...
Ku mencintai
dia dengan biasa... Ku tak akan pernah berharap kau seorang sempurna, karena
akupun jauh dari sempurna.
Ku tak akan
terpikat pada yang merasa dirinya luar biasa... Ku hanya mencintaimu karena kau
begitu biasa, yang ku cinta bukanlah malaikat karena akupun tak sesuci
bidadari..
Mencintai
dengan biasa, maka ku tak mau ada khalwat yang menjebak..
Tak ada
tatapan rindu membuncah...
Tak ada
ungkapan cinta merayu...
tak akan ada
ikatan semu sehina pacaran, apalagi yang dibumbui dengan 'islami'...
tak ada
pertemuan sebelum ijab dilontarkan...
Agar,
kiranya takdir-Nya tak menyatukanmu denganku.. Maka akan kutanggapi dengan
biasa,
sangat
biasa,
tanpa air
mata,
tanpa rasa
sesak di dada,
tanpa benci
yang menggumpal,
Mencintai
dengan biasa, Cukup disini, di dalam hati, tak perlu ada yang tahu, bahkan
kaupun tak perlu tahu...
Mencintai
dengan biasa, dengan menitipkan cintaku padaNya sang Pemilik Cinta.. Sang
Pengatur Segala...
Hingga
saatnya nanti, jika Dia berkenan menyatukan kita dalam indahnya ikatan suci...
Maka ketika
ijab telah terlontar...
Ketika hijab telah tersingkap...
Ketika cintamu telah memilihku...
Maka, aku akan mencintaimu dengan luar biasa...
...Teruntuk saudariku...